Dalam Doaku Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Magrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, yang bersijingkat di jalan kecil itu menyusup di celah-celah jendela dan pintu dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku Sapardi Djoko Damono Puisi karya Sapardi ini menggambarkan pergantian waktu dari terbitnya fajar subuh hingga senja hari magrib. Puisi ini menggambarkan seorang pemeluk agama Islam yang beribadah di subuh hari, siang hari, petang hari, dan senja hari. Kata yang digunakan untuk mewakili istilah beribadah adalah dalam doaku. Dan Sapardi memang benar-benar pintar dalam meilih kata-kata hingga puisi ini bersifat universal, bisa dibaca oleh siapa pun dengan latar agama selain Islam. Namun bagi pembaca yang beragama Islam tentu saja langsung akan tertuju dengan istilah sholat, yang juga adalah ritual berdoa kepada Allah dengan waktu yang telah ditentukan pelaksanaannya. Dalam agama Islam istilah beribadah itu adalah sholat sholat subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isyaā. Pada bait pertama adalah penggambaran suasana subuh. Dimana si aku khusyuk berdoa di tengah suasana subuh yang masih hening, sepi, dengan langit yang bersih, membentang luas, dan siap menerima sinar matahari pertama kali. Si aku begitu takjub akan kebesaran Sang Pencipta dan Yang Maha Memiliki langit di waktu subuh. Dalam bait kedua menggambarkan waktu siang hari, waktu dzuhur Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,ā¦. Si aku merasakan Sang Khalik begitu dekat dengannya, seakan-akan Ia menjelma pucuk-pucuk cemara yang selalu hijau. Angin yang mendesau memberikan kesejukan di tengah hari yang biasanya begitu panas, namun dengan adanya pucuk-pucuk cemara yang hijau seakan-akan semuanya menjadi segar dan sejuk. Pada bait berikutnya adalah gambaran suasana sore hari yang sedang gerimis. Angin yang mendesau di siang hari ternyata menandakan suasana yang hendak hujan. Si aku kembali berdoa di sore hari dan melihat ada seekor burung gereja yang hinggap di ranting pohon jambu. Burung gereja itu kehujanan di tengah gerimis dan tampak gelisah lalu hinggap di dahan mangga. Burung gereja diibaratkan hidayah dari Allah oleh si aku. Ia hinggap dimana pun ia mau, begitu juga dengan hidayah akan turun kepada manusia yang berusaha dan Allah menghendakinya. Kemudian pada bait terakhir adalah suasana di senja hari, waktu magrib, dan si aku kembali berdoa. Si aku merasa Sang Khalik begitu dekat dengannya dengan menjelma menjadi angin yang turun sangat perlahan, yang bersijingkat dan menyusup di celah-celah jendela dan pintu yang kemudian menyentuh dahi dan bulu mata serta rambut si aku. Kita membayangkan mungkin saja si aku sedang bersujud. Suasana yang hening dan damai membuat si kau dapat merasakan perjalanan angin menuju ke arahnya. Angin yang merupakan berkah dari Allah. Puisi Sapardi ini mengingatkan kita akan pentingnya waktu. Waktu yang tidak kita gunakan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang berguna atau beribadah kepada-Nya akan menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan apapun. Kita akan menjadi orang yang merugi. Masalah waktu memang sangat penting dalam agama Islam, waktu adalah pedang, jika kita tidak pandai menggunakannya maka waktu itu akan melukai kita. Dalam Islam waktu beribadah yang wajib sudah ditentukan yaitu sholat. Di luar itu umat Islam bisa menggunakannya untuk ibadah yang lain dan amalan sholeh lainnya. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Asr1-3. āDemi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.ā Yang dimaksud orang-orang beriman dalam agama Islam diantaranya adalah orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya, seperti yang termaktub dalam Q. S. Al-Muāminun1-6. āSungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam sholatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna, dan orang yang menuanikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluaannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki , maka sesungguhnya mereka tidak tercela.ā Begitu dalam makna puisi karya Sapardi, sebuah pencapaian seorang hamba yang tekun beribadah kepada Sang Khalik menemukan kedamaian dan kekhusyukan. Bila kita analisis unsur-unsur intrinsiknya satu persatu maka akan kita temukan permainan bunyi yang memakau pembaca. Coba perhatikan larik demi larik puisi tersebut, pasti terdapat permainan bunyi yang menarik. Dalam bait pertama misalnya dapat kita temukan paduan vokal a dan u. Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Paduan vokal a dan u ini menimbulkan suasana yang gembira namun tetap khusyuk. Begitu juga yang terdapat pada bait kedua, adanya paduan vokal a dan u Irama yang ada dalam puisi ini juga menarik karena adanya perulangan bunyi yang berturut-turut dan bervariasi, diantaranya sajak akhir, asonansi, dan aliterasi. Seperti yang disebutkan di atas bahwa puisi ini didominasi asonansi a dan u. Aliterasi yang ada dalam puisi ini tampak jelas pada bait kedua dan ketiga. Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Aliterasi /ng/ dan /n/ tampak jelas dalam bait puisi di atas. Dengan adanya aliterasi ini menimbulkan irama yang benar-benar membuat pembaca tidak bosan untuk terus melanjutkan membaca puisi ini. Sedangkan sajak yang paling banyak ada dalam puisi ini adalah sajak mutlak. Rima identik juga menghiasi puisi ini, yaitu antara bait pertama dan ketiga. Majas metafora banyak digunakan dalam puisi ini. Menjelma langit, menjelma pucuk-pucuk cemara, menjelma seekor burung gereja, dan menjelma angin. Majas personifikasi juga ada dalam puisi ini. ā¦kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Dalam bait kedua, ketiga, dan keempat pun terdapat majas personifikasi. Pilihan kata yang digunakan oleh Sapardi adalah kata-kata yang sudah kita kenal. Sangat sederhana memang dalam pilihan kata yang dipakai tapi dengan diksi yang sederhana mampu menciptakan suasana yang bersahaja dan mampu membuat pembaca hanyut ke dalam puisi ini. Penggambaran waktu subuh yang damai dengan menggunakan kata langit yang semalaman yang tak memejamkan mata yang meluas beningā¦.. Begitu juga dengan penggambaran waktu siang hari matahari yang mengambang tenang di atas kepalaā¦. Gaya bahasa Sapardi banyak repetisi sehingga tampak memperjelas maksud yang ingin disampaikannya. Dalam satu bait banyak terulang kata-kata yang sama namun dengan hal tersebut mampu menggambarkan suatu keadaan kepada pembaca. Magrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, yang bersijingkat di jalan kecil itu menyusup di celah-celah jendela dan pintu dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku Bentuk tipografi puisi yang dipakai oleh Sapardi pun turut menyumbang dukungan terhadap kesatuan puisi ini. Setiap penggambaran waktu yang berbeda, ditulis dalam bait baru sedangkan baris di bawahnya ditulis menjorok menggantung ke dalam seolah-olah memberi penekanan pada awal bait di baris pertama begitu istimewa. Pengimajian juga begitu kuat dalam puisi ini. Pembaca seakan-akan merasakan apa yang dirasakan oleh si aku dalam doanya. Citraan perasaanlah yang mendominasi dalam puisi ini dan hampir tiap bait terdapat citraan ini. Citraan perabaan terdapat pada bait keempat menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku. Citraan penglihatan tampak pada bait pertama, kedua, dan ketiga. Semua unsur-unsur intrinsik itu telah berhasil menghasilkan sebuah puisi yang bersahaja dalam pilihan katanya dan maknanya. Disarikan dari Tags Puisi, Sapardi Djoko Damono, SDD
- ŠŠ² Õ¬ ոξеΓа
- ĪŠ“ŃÖ Šøį
- į¬ŃŠµŃ ÕØ βŃ
- Єαйа оÖ
- ŠĻ гįŃ ŠøÕ¬ĪµŃ ŃŃŠ²Š°ŃŠ¾Š²ŃŠ°į½
Kuharaphujan malam ini terus berlalu. tema puisi hujan kali ini agak ngedark ya. tapi emang kalau hujan bawaannya akupun pengen nulis indah hid ^^ hujan datang dan pergi sekehendak hati. ia rahmat bagi sebagian. juga kadang dicaci maki namun tidak peduli. doamu dan doaku. juga doa para pendosa dan alim ulama. melebur dalam deru danMalamku,Aku ingin menyepiBenar-benar menyepi dari ramainya memoriAku ingin bersahabat baik dengan jiwaAgar tak meronta-ronta memohon desahMalamku,Mari kembali hidup damaiJangan biarkan memori berpikir keras perihal masa mendatangAku hanya ingin hidup menjadi penikmat semestaTanpa peduli apa yang terjadi di jagat rayaMalamku,Kemarilah peluklah tokoh bernama aku Baca Juga [PUISI] Bisikan Mesra Puisi IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. MalamIni Aku Akan Tidur Di Matamu book. Read 47 reviews from the world's largest community for readers. Mata waktu, mata sunyi: memanggil, menelan. memperoleh Hadiah Sastra Lontar 2001; buku puisi ini kemudian terbit dalam bahasa Ing more. Books by Joko Pinurbo. More Related Articles. Announcing the Winners of the 2021 Goodreads
20 Sabtu Jun 2015 Posted in Tak Berkategori ā Komentar Dinonaktifkan pada DOāAKU MALAM INI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ! JIKA DOāAKU INI.., JUGA DOāAMU, MOHON DIAMIIINKANā¦! Ya Allah, Ya Rabbi, di Malam-malamMU yang sejuk, di awal-awal Ramadhan Bulan Mulia ini, TERIMALAH Doāaku untuk Kedua orangtua yang sangat kucintai, adik-adikku dan keluarganya, isteri dan anak-anakku tersayang, Sahabat, Saudaraku seiman dan setanah air yang kusayangi dan cintai ini, Berilah Kepada Kami semua kesehatan fisik, kekuatan dan kesabaran jiwa, ilmu yang bermanfaat, tawadhuā dalam iman, keluarga yang sakinah dan bahagia, rezeki yang berkah, baik, halal dan berlimpah, serta terimalah dengan RidhaMU semua amal ibadahnya agar Kami dapat terselamatkan dari siksaMU di akhirat kelak. Mudahkanlah perjalanan hidup Kami ini dalam meraih, menggapai asa, cita, dan cinta, semoga kedamaian hati dapat menemani, dan menghiasi hari-hariMU. Ya Allah, Ya Tuhanku, Cinta dan Kasih sayangMu selalu kami harapkan. Hanya kepadaMU Kami Mohon Perlindungan dan Bimbingan. Amin3X, Ya Rabb.doakumungkin lewat terkabul di mana pada alam luas ini suaraku sering tenggelam punca betapa pilunya embun terakhir menyentakku tiada lagi senyum di bibir lukamu. Ibunda Kalaulah mungkin aku berdosa setelah saling kita bermaaf; janganlah kau bawa lukaku bersamamu aku telah belajar membaca wajah laut mengoyak wajah pasir, menyibak suria Puisi malam ā Ketika malam tiba, sunyi akan menyusup ke hati sebagian orang. Suasana ini cocok untuk menulis puisi. Malam itu sendiri pun sarat akan inspirasi. Puisi malam bisa membahas berbagai tema yang bisa kita angkat. Justru di malam hari, semua inspirasi akan muncul. Berikut adalah kumpulan puisi malam ContentsKumpulan Puisi MalamAku Bersama Sebingkai FotoTerlambatEsok Hari Terasa LamaBerteman LamunanPetakaPengharapanBila Matahari Enggan BangunRengekan SunyiSegerakanAku Telah BerkencanSudut LangitTangisan MalamSuasana Malam yang IndahMenjarah Hatimu Lewat PekatMerambah MalamKau, Aku dan Ujung MalamHidup dalam Untai KataIndahnya MalamHarapan Tengah MalamAngin MalamPurnamaMalam IniMencumbu HitamMalam Tanpa BunyiDi Pojok Iklan Satu HalamanMalam SepiPuisi Kerinduan MalamSetiaMimpi MalamkuIndahnya RembulanMalam Kumpulan Puisi Malam Aku Bersama Sebingkai Foto puisi malam ***** Sejenak napas yang kuhirup terasa berat, Seolah turut mencekik di setiap tarikan napas yang kubuat Kepadamu yang dinamai malam, kini kuadukan Segelintir pahit racun hati yang bersamamu kian kebas Yang mati tidak cuma memberi air mata Perjuangan seumur hidupnya tinggalkan hal bernama warisan Yang mati, mereka akan abadi terkunci Kemudian, bagaimana dengan dirimu yang sekadar pergi? Menebar paku si bawah selimut kasur yang wajib aku tiduri Mengisi malam-malam sebagai sepi Lekat-lekat menempel dekap, menyiksa Sungguh berat jika harus kusebut kau sebagai pengkhianat Barangkali kau cuma seorang pencuri ⦠pencuri yang konon paling beruntung kaubawa semua hal yang kumiliki hanya dengan sebingkai foto yang terjaga dalam kotak berlapis doa Sisakan sedikit aroma pada kasur yang berpagar Bersama sebingkai foto, kau akan kembali atau selamanya aku sendiri ***** Terlambat puisi malam ***** Seolah-olah lari, dengan cepat hari berganti gelap Membawa penat yang diemban penduduk bumi untuk diadukan Aku, manusia yang mengadu penat dalam kotak berlabel prioritas Berharap bisa sampai ke langit tertinggi Terbaca dengan segera Namun aku terlambat, Kotakku tergeletak di ambang pintu Seolah-olah lupa kalau aku punya pesan pengetuk pintu surga Malam mungkin terlalu lelah hari ini menghamparkan karpet hitam di langit dengan sisa energi Ia pun malas memasang bintang-bintang sebagai kerlip lagu selamat tidur Asa yang kubungkus rapi bersama kotak menguap Berubah menjadi ringan seperti asap ***** Esok Hari Terasa Lama puisi malam ***** Ingin aku menegur segalanya di jagat raya malam ini Mereka seakan-akan bersekongkol bagai penjara yang hendak menahanku hingga di sana kuhabiskan masa tua godaan untuk marah kian menjadi sebab di sini aku hanya sendiri ditemani sunyi malam yang kuharap ia lekas berganti Aku menginginkan matahari Hangatnya lunturkan setiap daki masa lalu Melecut semangat bersama kokok ayam Yang sudah bangun mencari sang surya Aku benci kalian, segenap alam raya Kalian licik menahan putaran jarum jam agar tak lekas meninggalkan petang Kalian tahu maksudnya? Aku setengah mengeluh ⦠diri akan kian tersiksa dalam sunyi yang terasa lama Bahkan, bayangan itu kian tampak jika lampu dimatikan Menghantui dalam bentuk kengerian tanpa toleransi Jantungku yang tua kian terengah Napas pun mulai tersendat Namun aku mencoba tetap bertahan Kepada matahari, kini aku berteriak Bangunlah, ajak serta jagat ini semangat bersamamu Aku benci malam sepi ***** Berteman Lamunan puisi malam ***** Telah terkunci pilihan-pilihan yang bijak Aku yang memilih pergi, berharap kau bergegas menyusul kaki ini Pada sehampar tanah yang sudah ditakdirkan Aku tak menginginkan air mata yang tertumpah Tersebab ego yang tak seorang pun sudi mengalah Tinggi, lalu meninggi ⦠marah, penuh emosi Aku berada di pihakmu, atau aku sebenarnya musuhmu berbisik sampai berteriak Dan malam ini, kubawa masuk pilihan terkunci dalam dipan bergembok Meyakinkan diri ia adalah kebaikan Nanti kita akan diantar menuju jalan benderang Menggali pembenaran atas setiap kata yang kau bisikkan Hingga gendang telingaku robek tersayat Nyatakan sumpah, lekas ia bertumbuh menjadi keramat Perpisahan seakan-akan panah tajam Tetapi dalam lajunya telah kau isi dengan bisa dan racun Melesat, lalu Menancap Aku tertidur abadi hanya dengan kesendirian ***** Petaka puisi malam ***** Deras hujan yang turun tak kenal ampun terlalu beringas untuk dianggap jabat tangan persaudaraan Mungkin, sekarang langit dan bumi tengah bertentangan Dengan atau tanpa adanya kibar bendera perang Terdiam Tangis menelusup lembut menyela bunyi lantang sang hujan Mengharapkan kasih Menawarkan damai Langit menolak Tanpa tumbal pertentangan masih akan dikobarkan Menuju petaka Langit kini begitu arogan Menukar dosa manusia yang cuma dapat menangis pilu Menukarnya dalam kesunyian malam ***** Pengharapan ***** Katanya, masih ada kesempatan bagi yang bersungguh-sungguh Kata ini diselipkan berulang sampai puluhan kali Mamak bilang kita harus selalu sertakan pengharapan Bersama lapar dan kantuk yang coba dihadapi Malam yang dingin merayu untuk terus meringkuk Terputarlah kenangan akan bayangan lembah berapi Sirnalah bersama sembah yang di haturkan Dan untuk cambukan kejam, Melembutlah ⦠kuusahakan manis laku untuk melunakkan ***** Bila Matahari Enggan Bangun puisi malam ***** Telah ku susun banyak agenda untuk esok hari Untuk berdiskusi dengan angsa pertanda cinta Mencari merpati setia Dan mendatangi sarang buaya Telah ku susun banyak agenda untuk esok hari Jika tempat yang kau tuju takkan kautemui Ia pencuri yang amat ahli sembunyi Mungkin ia ada di balik bola mata Atau tersamar dalam aliran pembuluh Vena Tanpa pencarian, ia sudah ada dalam tubuhmu Berkamuflase sebagai Mitokondria Terus menipu untuk bisa menemukannya Pertemuan hanya jika matahari bangun pagi Namun malam sangat enggan untuk beranjak Menggulungnya secara paksa cuma akan mengobarkan percikan api esok hari Bila matahari enggan bangun Selamanya aku akan dalam pencarian agar bisa menemukanmu ***** Rengekan Sunyi puisi malam ***** Samudera, aku mencoba untuk menirunya Tenang walau memikul jutaan Titanik yang membuat pungung menjadi geli Tertantang badai, tapi dia pun enggan untuk bergeming Samudera, aku mencoba untuk menirunya Langkahku bersama Parkinson ingin membuat samudera tertawa Tenang dalam teriakan lantang Ingatkan aku Tentang hal yang kubisikkan Jika ada pertentangan rahasia antara diriku dengan aku Memberontak ibarat perang dingin dalam satu atap Umpama satu kapal yang bergerak menuju dua arah mata angin Aku Menanggung gemetar yang makin parah Tinggalkan jejak jemari agar dijadikan prasasti Saat mulai beranjak dewasa Semoga tulisan itu masih layak dibaca Aku Menuju tua yang tidak dapat sebentar saja ditunda Kuharap mereka nantinya mengingatku sambil berdoa ***** Segerakan puisi malam ***** Untukmu, 24 tahun sudah aku menanti Merajut harap sejak pertama kudengar banyak bunyi Takut dan perih, ku awali perjalanan panjang Tiada henti Untukmu, 24 tahun ku jalani mengharap penopang nadi Warisi ketakutan yang sama Telah menjadi tradisi sejak awal bumi berdiri Tangis berganti tangis yang lebih dramatis Senyum seolah menghina kedatangan jiwa yang menyesakkan bumi mereka Untukmu, 24 tahun aku menanti dengan setia Menggabungkan dua mantra Bersatu penuhi separuh agama Aku tidak wajib tidur malam ini, kan? Bibirku terlalu memberontak untuk tak sedetik pun tersenyum Aku tidak wajib tidur malam ini, kan? Waspada awasi jam pasir yang terasa berjalan perlahan Aku tidak wajib tidur malam ini, kan? Karena kupastikan datang pagi-pagi ***** Aku Telah Berkencan puisi malam ***** Sudah ⦠sudahi saja sunyi ini Aku tak sanggup menahan hingga pagi hadir mengetuk mataku Sekarang saja Biar waktu terusir karena aku tidak suka menunggu Aku punya gaun indah dan lengkap dengan sepatu Ayolah Sekarang saja Rinduku membuncah seolah tak kuat lagi terbendung Memasungnya dalam kerdil aku menanti Usai sendiri lewati belasan purnama Bunga berwarna-warni bermekaran, berikan wangi menggoda Mengapa tidak sekarang saja? Bahkan di waktu yang paling sunyi aku sudah siap untuk datang Memamerkan jutaan foto berisi aku dan kamu Di belahan bumi yang tak sama ***** Sudut Langit puisi malam ***** Di sudut langit Warna memancar menembus kabut Di sana nampak beribu cahaya Senantiasa setia menghias hitam Di kala hari tenggelam Di sudut langit Kusimpan sebuah rindu tuk seorang hamba Yang jauh rimbanya Hingga mata kian buta memandangnya Di sudut langit Bintang bintang terus menari bersama dingin setia Sepi dan sunyi mendukung malam hingga subuh berdikari Menanti sang surya kembali Di sudut langit Bisa terlihat kerlap kerlip Manik langit menyanyi bernada bisu Melipur hati hamba yang remuk Di sudut langit Bintang bulan bersanding mesra Bercengkrama dalam jarak Hingga jasad tak dapat merengkuh Di sudut langit Bintang masih mencumbu dingin Hitam kembali menghantar kantuk Menutup mulut yang masih terbuka Membawa ke alam mimpi Di sudut langit Hitam mencekat Menutup warna Membawa deru angina nan sepoi Di sudut langit Mataku memandang buramnya langit Jauh di sana kulihat bintang bersama bulan Bersama hanya saat hitam nampak didepan pandangan mata Di sudut langit Kita menanti di bawah Menikmati malam hingga kita larut terbawa Berdiri di bawah tempat di mana bintang masih mengoyahkan langit Di sudut langit Terasa sangat indah Menusuk mata hingga otak Keindahannya hanya malam Bersama hitam yang punya. ***** Tangisan Malam puisi malam ***** Di bawah pekatnya langit, Aku duduk di antara rembulan dan lampu taman Berharap keajaiban datang Membawa pergi alunan sedih Dibelai angin, pohon-pohon menari Dan di antara sepi, para jangkrik bernyanyi Aku masih menatap langit dengan penuh harapan semu Sebuah bintang akan jatuh di hadapanku. ***** Suasana Malam yang Indah puisi malam ***** Kulihat berjuta bintang di atas awan hitam berkedip menawan bak bunga di dalam taman Bertemankan angin yang berderus kencang Menanti sang dewi malam datang Agar menghiasi malam yang remang Suara burung malam bernyanyi merdu Memuji kebesaran Illahi Yang telah menciptakan kemegahan alam ini Sempurna dan patut kita syukuri Rembulan hadir warnai dunia yang fana Hiasi alam yang senantiasa gelap gulita Kini indah nan kian mempesona Menyejukkan hati dengan pandangan mata Bintang kian semakin cemerlang Ikut gembira menyambut sang rembulan yang telah datang Mewarnai langit yang beranjak malam Hilangkan hitam dan kelam yang terus mencekam ***** Menjarah Hatimu Lewat Pekat puisi malam ***** Ada yang kurasakan saat malam tiba Di saat keterpurukan menjerat hati dirimu hadir seperti kilas bayang-bayang Adakah lintasanmu telah merajai sukmaku? Padahal pekat ini kian membahana Hampa merengkuh sunyi Mencabik lara atas nama rindu Tak bisa ia coba menjarahmu Aku dan kamu ditelan bayang Ku pikir itu yang terbaik Ketika hati menjarah pekat Ketika aku menjarah hatimu ***** Merambah Malam puisi malam ***** Malam menepati janji lagi Larutkan pada jiwa gumpalan pekat dan sunyi Coba ku untai sebentuk diri Merambahkannya lewat bait sepi Gelisah, bimbang, dan penat seakan-akan saling balap menuju relung hati Sepanjang jalannya mematri goresan luka Yang belum jua pergi Haruskah aku memilih malam Kala hati kecilku harapkan terang Ke mana ia bisa letakkan risalah? Pada sang Kegelapan ataukah cahaya? Dan malam ini aku akan tegap merambah malam Mungkin inilah kiranya takdir. Aku mencintai malam Serta kegelapan kita ⦠Sangat cinta ***** Kau, Aku dan Ujung Malam puisi malam ***** Di tepi malam Gundah di sisi pekat masih saja ku gauli angin membuaiku yang di rengkuh sunyi lamat makin merambat ke dasar hati. Langit pun meluruhkan gerimis Rintik gerimis antarkan melodi sendu Khayalku makin dalam berfantasi. kamu dimana mala mini? Lelapkah dalam buaian mimpi indahmu? Masihkah terjaga memandangi cakrawala Layaknya kita pada dahulu kala? Tiadamu membuat riakku meradang Hati memekik tak berirama Aku terbiasa dengan hadirmu Jangan biarkanku sendiri Jangan biarkan gelap menguasai, Sebab aku kian serasa mati ***** Hidup dalam Untai Kata puisi malam ***** Terkadang dengan aksara, bisa mengungkap rasa terpendam Karena dalam untai kata, terselip makna tanpa bias Dan aku masih mencoba mengukirnya lewat malam Menyatu bersama hati dan jiwa, diantara pekat dan dingin. Semoga saja bisa menaburkan sedikit kenangan Agar sepahit apapun, bisa menjadi hikmah Inilah hidup yang berarti perbuatan Inilah hidup yang berarti perjalanan. Sementara waktu terus memberi kenangan Tanpa kepastian, hidup kian terasa sempit Seperti lomba yang menjauhi akhir Namun tetap pada penantian tiada bertepi ***** Indahnya Malam puisi malam ***** Malam terbenam di ufuk barat gumpalan asap kini berganti menjadi langit hitam angin berhembus menggoyang dedaunan suara adzan manyambut hadirnya malam Aku duduk dibawah dekapan pohon jambu seraya melihat indah dan heningnya malam bintang kecil bertaburan di langit bak cahaya lampu menerangi jagat raya Dan di langit malam ada sebuah bola lampu terang nan besar menemani bintang orang bilang bulan namanya Suara jangkrik saling bersautan bagaikan nyanyian merdu nan berirama kunang kunang menari dengan eloknya dengan cahaya kecilnya sungguh indah malam ini terima kasih Tuhan, engkau telah menganugerahkan semua ini kepada kami ***** Harapan Tengah Malam puisi malam ***** Aku ingin menyatu dengan malam, Merelakan dingin menusuk tulang, Merasakan sejuk sisa tetesan hujan, Menunggu langit meneteskannya kembali, Membasahi raga ini, Merendam jerit hati, Dan membuat bulir air mata ini luruh deras, Hingga ragaku melemah, dan lelah, Terjatuh, tersungkur, dan tertidur di tengah gemuruh sukma, Berbalut dekapan hangat Tuhan yang menghantar keteduhan, Menunggu esok hari, tubuhku menjelma menjadi embun pagi Yang menetes indah seolah tiada duri menghiasi setiap cerita hidup ***** Angin Malam puisi malam ***** Andai aku bisa bernyanyi bersamamu Kan ku nyanyikan sebuah puisi Bait bait nan indah di setiap rima Kata cinta bersulam indah Burung yang terbang pasti menghalang Untuk meminta pesan rinduku tersampaikan Lewat si burung yang terbang entah kemana Agar rindu ini mampu tersampaikan Wahai angin yang bertiup sepoi sepoi di kala malam Bisakah engkau sampaikan Bisikkan lantunan risalah di telinganya Bahwa diriku kini sedang menderita Duhai rembulan malam Berilah aku cahaya kasihmu Agar bayangnya bisa aku raih Dan ku rengkuh dirinya penuh ceria Aku kah ini? Atau kah kau berada disana? Merasakan rasa yang sama Rasa cinta yang berbunga bagai di taman nirwana Telah sirna segala kata Bersama lemahnya segala asa Terlihat rinduku yang makin menggila Menantimu duhai Adinda ***** Purnama puisi malam ***** Wahai Purnama ⦠Purnama yang elok berkilauan Menghiasi langit biru dan dinding hati Memantulkan sinar terang membawa salam damai Semoga engkau ikut merasakannya Menghayati dan merenungi langit malam ini Agar kau melihat dirinya Ada purnama disana Ada bintang-bintang kecil disana Yang senantiasa menemani dan mengawasi cinta kita Pada masa kita terlelap. Ada purnama elok berkilauan Dilangit hatiku yang merah Yang kian berkilauan dengan cintamu Kasih sayang nan syahdu, utuh dan bulat Antara kita Maka untuk dirimu seorang ingin kutuliskan Puisi-puisi yang indah nan mempesona Yang membawa damai dan menyejukkan jiwa ***** Malam Ini puisi malam ***** Malam ini ⦠Angin terasa kian dingin Mencumbu kulit hingga ke tulang belulang Menyisahkan bahwa sepi harus kandas Malam ini⦠Bintang dan bulan terlihat indah Menari riang di atas langit Merangkai puisi untuk kekasih di sana Malam ini ⦠Sinar bulan Sinar bintang Jatuh ke akar bumi Malam ini ⦠Mereka sinari hitam jiwa Sampai mata dapat melihat Sampai jari dapat menggenggam Malam ini ⦠Hatiku ingin terbang ke atas Menelan jarak nan jauh Hingga bisa menyatu dengan bulan Melepas semua beban yang memenatkan jiwa Malam ini ⦠Pada bumi dan langit cuma sunyi yang mendera cuma bayang gelap yang menyala Malam ini ⦠Suara jangkrik kian bergelora Rasa sepi membalut tubuh yang sakit ini Tertancap pilu pada sekujur jasad Malam ini ⦠Dunia ciptaan Tuhan terlihat jujur Bagi mereka yang hidup berpura-pura Lantas lelap ditelan kantuk Bumi sangat jujur Malam ini ⦠Tak terhitung jumlahnya Doa-doa terbang menembus laksa Menuju tempat Yang Maha Kuasa Malam ini ⦠Terlihat indah, dan kuharap Indahnya selalu bisa kusaksikan Dan semoga Tuhan menjawab doa-doaku Selamat malam Sunyi Rindu Mewujud hati kaku Selamat malam Untukmu yang ada di sana ***** Mencumbu Hitam puisi malam ***** Mencumbu hitam Hingga bibir kuning membeku Sirnalah rasa yang mendera hati Terasa sakit di sini Di akar hati Malam terasa begitu sepi Hening, hilang membawa hilang cahaya Meninggalkan bintang Yang enggan sendiri Terasa indah malam ini Bintang bulan menghias langit Bumi menjadi saksi bisu Terhadap Cahaya yang pernah pergi Di sudut malam Terdengar deru nafas terengah Jangkrik berteriak memanggil kegelapan Hanyut terbawa dengki dan khianat Malam yang sepi Malam yang dingin Terasa sepi di dada Hening mencekam rindu Indah kulihat di mata. ***** Malam Tanpa Bunyi puisi malam ***** Tak semua menyenangi gemericik air, Nak ada yang menganggapnya berisik Jadi, matikan saja air terjun di kolam ikanmu ada yang ingin malam ini sunyi ada yang ingin malam yang hening supaya malam ini ia bisa mendengar suara air terjun dalam hatinya sendiri ***** Di Pojok Iklan Satu Halaman ***** Di pojok iklan pada satu halaman lelaki itu duduk mencangkung sepanjang hari, menunggu perempuan yang pernah ia temui di sebuah mimpi Aku menunggumu di sudut taman ini Ia gemar mendongak ke langit Saksikan pipit mencecar senja dengan ramai cericit Meringkas waktu dalam sebuah jerit Ia hanya mencangkung sepanjang hari Hingga seorang perempuan datang Lalu membangunkannya Aku ingin bersenang-senang denganmu Di taman yang hening ini. ***** Malam Sepi puisi malam ***** Di kala malam datang dengan kesunyian Aku bertanya pada relung hati terdalam Mencari sebuah makna kata, yang mengorek kalbu Mencari sebuah makna di balik rahasia-Nya Ketika mata ini telah terpejam Ditemani dengan alunan musik yang syahdu Diriku tetap terpikir akan arti sebuah cerita Dari lubuk hati ini Adakah yang aku rindu saat ini? Tak kuasa bayangan dirimu kini hadir singgah dalam sukma Hingga melarutkanku dalam sebuah mimpi nan indah Lautan bintang-bintang yang indah dalam fantasi Membawaku dalam suasana yang tak mampu diungkapkan Suara hati kecil ini seakan memberontak Memberontak demi menyikap tebalnya tirai yang menghalang Membelenggu dan memenjarakan hati yang suci Ketika cinta datang mendera Namun hati ini masih terbelenggu akan sebuah tanya.. Apakah itu engkau wahai sang malam ā¦? Apakah itu kamu sang wanita idaman ā¦? Apakah itu yang lain, yang tak pernah kutahui ā¦? Kutitipkan salamku ini padamu wahai sang angin malam Mohon jaga dia untukku Hadirkan diriku dalam mimpi-mimpi indahnya Selamat malam, cintaku Aku akan lelapkan mata ini untuk sejenak ***** Puisi Kerinduan Malam puisi malam ***** Senja yang akan pergi Menyalami malam yang sedang menanti Perlahan diriku melantunkan rindu ini Di relung hatimu yang hangat menanti Aku adalah sang perindu Yang merindu tiada henti Menarikan tarian hati Yang bernada resah dan pilu Ku di sini mengalunkan rindu dan resah Aku disini memuja bayanganmu Tiap detik degup nadiku hanya menyebut namamu Cinta membara seiring jiwa yang bergelora Malam yang perlahan menjelang Terasa begitu panjang dalam waktu berjalan Hingga layu jiwa dan harapan Menanti hadirmu memeluk diriku ***** Setia puisi malam ***** Andai aku melupakan Ingatkanlah diriku Akan indahnya cinta Saat aku bersamamu Andai aku ingat Ajarkanlah aku tentang cinta Agar kenangan yang pahit itu Takkan pernah datang mengenang Kau mengajarku Tentang semua rasa itu Bisa terkumpul menjadi satu Hingga alunannya adalah rindu yang menggebu Selagi rasa setia itu berpadu Selagi itu kasih sayang terpatri jitu Melambai lambai tanpa rasa jemu Siang dan malam terbuai syahdu Kau adalah satu Dewa Bisikan Asmaraku Dan rindu ini Hanyalah untukmu ***** Mimpi Malamku puisi malam ***** Engkau bagai udara Yang ku hirup tiap waktu Sesaat ketika kau tiada Sesaknya nafas yang ku rasa Engkau bagaikan titisan hujan Yang membasahi bumi nan gersang Walau dinginmu sampai ke tulang belulang Tetap deraianmu yang mendinginkan amarahku Jadilah matahariku Moga sinarmu Kan bisa menghangatkan Indahkan hari-hariku yang berat Saat malam kian menjelang Jadilah rembulan yang terang Suluhlah mimpi malamku Biarlah indah seindah kejora yang bersinar Tapi cinta kita⦠Ku mohon janganlah kau berubah rupa Menjadi Taufan yang membawa petaka Hingga semua kasih dan setia Terhempas bagai badai yang mengila Dewa Bisikan Asmara ⦠kaulah segala rasa atas cinta ini Love you cintaku ⦠sepenuh jiwa dan ragaku ***** Indahnya Rembulan puisi malam ***** Saat malam mulai menjelang Ku renungi jauh ke atas awan Ku mengira bintang yang berkerlipan Rupanya wajahmu Mengalahkan indahnya sinar rembulan Ku coba mengapai sang bintang Yang berkerlipan dengan kegemerlangan Ingin ku petik bintang-bintang di langit Ingin ku sematkan di dada yang ku cinta Tanda kasih ku yang tiada ternilai Kau kekasih pujaan Kan ku renung wajahmu di rembulan Biarlah aku bergelora akan sejuta kerinduan Hanya bayanganmu yang bisa meredakan Gelisah dan resah yang kian menerjang Engkau laksana bulan Tinggi di atas kahyangan Hatiku telah kau tawan Dalam hidupku yang tak berarah ***** Malam puisi malam ***** Gemercik gema suara syahdu Entah, kemanakah ia? Terlalu banyak goresan Semilir angin yang membawa debu, mungkin mengabarkan rindu Atau? Pucuk ranting yang usang Lumat di giling kejamnya waktu Sembari kulipat harapan Ku simpan, di sela nada Bukan puisi yang membuatku gila kata Senyum itu tak luruh dalam genggaman waktu ⦠Sajak rindu Masih menghantarkan lelapku ***** Baca Juga Pantun Romantis Itu adalah kumpulan puisi malam yang dapat dijadikan contoh. Selain mengadaptasi puisi-puisi tersebut, kita juga bisa menulis puisi sendiri. Malam adalah saat yang cocok untuk menulis setelah penatnya hari. Apabila bingung menulis tentang apa, puisikan saja malam yang kita saksikan. .